Minggu, 25 April 2010

PI-ANALISIS SELISIH BIAYA TENAGA KERJA PADA PT.PANASONIC

BAB I
PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang Masalah
Negara Indonesia termasuk negara Kelima yang memiliki jumlah penduduk yang cukup besar. Dimana seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk, maka meningkat pula jumlah tenaga kerja yang akan di hasilkan nantinya. Dengan demikian di perlukan lowonmgan pekerjaan yang cukup besar untuk menampung jumlah tenaga kerja yang ada sehingga dapat menciptakan suatu masyarakat yang sejahtera.
Tenaga kerja merupakan salah satu faktor terpenting dalam perusahaan manufaktur, karena dengan tenaga kerja dan peranan para karyawanlah maka kegiatan perusahaan dapat dijalankan demi menghasilkan tenaga kerja yang nantinya dapat diharapkan, maka pihak manajemen perlu mengadakan pembinaan dan pengendalian yang baik serta mengadakan pengawasan terhadap biaya tenaga kerja, karena pada umumnya biaya tenaga kerja merupakan elemen biaya produksi yang cukup besar.
Biaya tenaga kerja merupakan salah satu baiaya untuk mengubah biaya overhead pabrik yang merupakan salah satu biaya untuk mengubah bahan baku menjadi produk jadi. Di dalam perusahaan manufaktur, umumnya biaya tenaga kerja merupakan elemen biaya produksi yang cukup besar sehingga amat penting dan perlu untu mengadakan pengawasan dan pengendalian terhadap biaya tenaga kerja.
Tujuan utama diadakannya pengendalian dan pengawasan biaya tenaga kerja bagi manajemen yaitu supaya dicapai efisiensi tenaga kerja yang termasuk didalamnya masalahnya penetuan tingkat kompensasi (gaji dan upah) yang memadai, untuk menjaga agar kualitas produk yang dihasilkan memenuhi standar kualitas dan dapat dicapainya volume produksi secara maksimal.
Mengingat pentingnya arti biaya tenaga kerja maka penulis mencoba menyusun sebuah penulisan ilmiah dengan judul : “Analisis selisih biaya tenaga kerja pada PT.PANASONIC.”
1.2. Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang yang penulis uraikan diatas maka masalah pokok yang disajikan dengan penulisan ilmiah ini adalah bagaimana analisa biaya tenaga kerja pada PT.PANASONIC

1.3. Batasan Masalah
Dengan membahas mengenai biaya tenaga kerja, maka penulis akan membatasi dengan menggunakan perhitungan tiga selisih biaya tenaga kerja yang sesungguhnya terjadi dengan biaya tenaga kerja standar pada karyawan bagian produksi pada bulan januari sampai Juni 2008.

1.4. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui analisa selisih biaya tenaga kerja pada PT.PANASONIC

1.5. Metodologi Penelitian
Untuk mengetahui kelengkapan dari informasi yang dibutuhkan dalam penulisan ilmiah ini, penulis menggunakan metode sebagai berikut :
1. Pengumpulan data
pengumpulan data di lakukan dengan metode lapangan
a. Kasus diambil pada PT.PANASONIC yang beralamat di Jalan Raya Bogor Jakarta Timur Kasus di pilih secara sengaja
b. Jenis data yang diambil data kuantitatif
2. Metode penyusunan tinjauan teoritis
untuk menyusun teoris dipergunakan metode perpustakan atau kerangka teori didapat dari buku referensi yang relevan

1.6. Sistematika Penulisan
Untuk memisahkan dalam menyelesaikan penulisan ini penulis membagi isinya menjadi 5 (lima) bab sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, metodologi penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Berisi tentang pengertian-pengertian biaya tenaga kerja, penggolongan kegiatan dan biaya tenaga kerja. Akuntansi Biaya tenaga kerja.
BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Berisi tentang sejarah singkat perusahaan, bidang usaha yang dilakukan oleh perusahaan, serta struktur organisasi dari perusahaan
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN
Di dalam bab ini akan diuraikan tentang data-data yang sudah ada menganalisa dan mencari nilai gaji dan upah.
BAB V PENUTUP
Berisi tentang kesimpulan dari masalah yang dibahas didalam penulisan ini.


BAB II
LANDASAN TEORI

II.1. Pengertian Biaya
Definisi menurut Matz Adoph dan Milton Usry pada buku Akuntasi Biaya Perencanaan dan Pengendalian (1994 hal 410)
“Biaya sebagai suatu nilai tukar, prasyarat, atau pengorbanan yang dilakukan guna memperoleh manfaat.”
Menurut Ikatan Akuntasi Indonesia (1995 kerangka dasar, 70 dan 78) memberikan pengertian biaya sebagai berikut :
“Penurunan manfaat ekonomi selama satu periode akuntasi dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya aktivas atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada penanan modal.”
Jadi Biaya adalah suatu nilai tukar, prasyarat, atau pengorbanan yang merupakan manfaat ekonomi selama satu periode akuntansi dalam bentuk arus keluar atau terjadinya kewajiban yang dilakukan guna memperoleh manfaat.
II.2. Penertian Biaya Tenaga Kerja
Menurut Mulyadi pada buku Akuntansi Biaya (2000 hal 343)
“Tenaga kerja merupakan usaha fisik atau mental yang dikeluarkan karyawan untuk mengolah produk, Biaya tenaga kerja adalah harga yang dibebankan untuk penggunaan biaya tenaga kerja manusia tersebut.”
Menurut Supriyono buku Anuntansi Biaya (1999 hal 453)
“Biaya tenaga kerja adalah semua balas jasa yang diberikan oleh perusahaan kepada semua karyawan.”



II.3. Pengolongan Biaya Tenaga Kerja
Menurut Mulyadi buku Akuntansi Biaya (2000 hal 344 dan 345) biaya tenaga kerja dapat digolongkan sebagai berikut :
a. Penggolongan menurut fungsi pokok dalam organisasi perusahaan, organisasi dalam perusahaan manufaktur dibagi kedalam tiga pokok diantaranya produksi, pemasaran, dan administrasi.
b. Penggolongan menurut kegiatan departemen-departemen dalam perusahaan, biaya tenaga kerja dalam departemen produksi tersebut digolongkan sesuai dengan bagian-bagian yang dibentuk dalam perusahaan tersebut.
c. Penggolongan menurut jenis pekerjaannya, dalam suatu departemen tenaga kerja dapat digolongkan menurut sifat pekerjaannya.
d. Penggolongan menurut hubungannya dengan produk, tenaga kerja dibagi menjadi tenaga kerja langsung dan tenaga kerja tidak langsung.

II.4. Akuntasi Biaya Tenaga Kerja
Menurut Supriyono, buku Akuntasi Biaya (1999 hal 475) pada dasarnya akuntansi biaya tenaga kerja berhubungan dengan pencatatan secara terperinci atas biaya tenaga kerja yang harus diselenggarakan oleh bagian akuntansi keuangan dan akuntasi biaya.
II.4.1. Gaji dan Upah
Tujuan program ini adalah meningkatkan produktivitas karyawan yang berarti akan meningkatkan penghasilan karyawan yang produktivitasnya tinggi dan sekaligus dapat menekan biaya produksi satuan. Salah satu cara adalah mengalihkan tarif upah dengan jam kerja karyawan. Dengan demikian untuk menentuakn upah seorang karyawan perlu dikumpulkan data jumlah kerjanya selama periode waktu tertentu.
Dalam perusahaan yang menggunakan metode harga pokok pesanan, dokumen pokok untuk mengumpulkan waktu kerja untuk karyawan adalah kartu haidr dan kartu jam kerja. Kartu hadir adalah suatu catatan yang digunakan untuk mencatat jam kehadiran karyawan kartu jam kerja adalah kartu yang digunakan untuk mencatat pemakaian waktu hadir karyawan.
Akuntansi biaya gaji dan upah dilakukan dalam empat tahap pencatatan berikut ini :
Tahap 1. Berdasarkan kartu hadir karyawan, pembagian pembuatan daftar dan upah kemudian membuat daftar gaji dan upah karyawan. Atas gaji dasar rekapitulasi gaji dan upah tersebut, bagian akuntansi kemudian membuat jurnal sebagai berikut :
Barang dalam proses-Biaya Tenaga kerja xxx
Biaya Overhed Pabrik xxx
Biaya Administrasi dan Umum xxx
Biaya Pemasaran xxx
Gaji dan Upah xxx
Tahap 2. Atas dasar daftar gaji dan upah tersebut bagian keuangan membuat bukti kas keluar dan cek untuk pengambilan uang dari Bank. Atas dasar bukti kas keluar tersebut, bagian Akuntansi membuat jurnal sebagai berikut :
Utang PPh Karyawan xxx
Utang Gaji dan Upah xxx
Tahap 3. Setelah cek diungkapkan di Bank, dan uang gaji dan upah kemudian dimasukkan kedalam amplop gaji dan upah tiap karyawan. Uang gaji dan upah karyawan kemudian dibayarkan oleh juru bayar kepada tiap karyawan yang berhak. Tiap karyawan menandatangani daftar gaji dan upah sebagai bukti telah diterimanya gaji dan upah mereka atas dasar daftar gaji dan upah yang telah menandatangani karyawan, bagian Akuntansi membuat jurnal sebagai berikut:
Utang Gaji dan Upah xxx
Kas xxx


Tahap 4. Penyetoran pajak penghasilan karyawan ke kas negara di jurnal oleh bagian Akuntansi sebagai berikut :
Upah PPh Karyawan xxx
Kas xxx
Beberapa sistem program insentif gaji dan upah antara lain:
a. sistem premi bonus jam kerja
1. Premi sistem Halsey
Upah insentif yang didasarkan premi sistem Halsey dapat di hitung dengan rumus:
G = T (JS + ½ JH)
2. Premi sistem Rowan
Rumus perhitungan upah premi sistem Rowan adalah sebagai berikut:
G = (1 + JH/JSt) (JS x T)

3. Premi sistem Bart
Pada sisten ini tidak ada jaminan upah minimun. Rumusan perhitungan upah dengan premi sistem Bart adalah:
G = ( JSt X JS) T
II.4.2. Premi Lembur
Premi lembur di bayarkan kepada karyawan yang bekerja melebihi jam kerja maksimal dalam satu periode tertentu sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam peraturan perburuan. Perlakuan premi lembur tergantung atas alasan-alasan terjadinya lembur tersebut, premi lembur dapat ditambahkan pada upah tenaga kerja langsung dan dibebankan pada pekerjaan atau departemen tempat terjadi lembur tersebut.

II.4.3. Insentif
Dalam hubungan dengan gaji dan upah perusahaan memberikan insentif kepada karyawan agar dapat bekerja lebih baik. Insentif dapat didasarkan atas waktu kerja, hasil yang diproduksi atau kombinasi diantara keduanya.
II.5. Biaya Tenaga Kerja Lain-lain
Menurut Supriyono, buku Akuntansi Biaya (1999 hal 464)
II.5.1. Biaya Pensiun
a. Pembentukan Dana Pensiun
Pembentukan dana pensiun adalah masalah proyeksi dana yang diperlukan untuk membayar pensiun diwaktu yang akan datang setelah karyawan berhenti bekerja. Dalam pembentukan dana pensiun yang bersifat hati-hati, terutama mengandalkan dana yang berasal dari potongan atas gaji dan upah dan sumbangan perusahaan
b. Pembayaran Dana Pensiun
pembayaran dan pensiun kepada setiap bekas karyawan yang menerima pensiun pada umumnya dilaksanakan oleh yayasan.

II.5.2. Tunjangan Liburan
Perusahaan seringkali memberikan tunjangan liburan kepada karyawannya. Tunjangan liburan untuk karyawan pemasaran diperlakukan sebagai elemen biaya pemasaran, dan untuk karyawan administrasi dan umum diperlakukan sebagai biaya administrasi dan umum.
II.5.3 Bonus Bagian Laba
Untuk karyawan yang tetap perbulan sering kali memperoleh bonus bagian laba yang didasarkan pada persentase tertentu dari jumlah laba atau sebesar gaji selama sebulan, atau berdasrkan peraturan lainnya yang berlaku didalam suatu perusahaan.
II.5.4. Biaya Waktu Setup
Pada saat tertentu, diperlukan waktu, biaya, dan tenaga kerja untuk menyetel mesin, sistem pemindahan produk dan fasilitas lainnya sebelum memulai pekerjaan tertentu
II.5.5 Biaya Pendidikan Dan Latihan
Pada perusahaan manufaktur yang baru didirikan, biaya pendidikan dan latihan karyawan akan ditunda pembebanannya dan dimasukkan kedalam rekening beban ditangguhkan dan akan dimurtisasikan sebagai biaya sesuai jangka waktu dari manfaat biaya tersebut.
II.5.6. Biaya waktu Menggangur atau Waktu Tunggu
Biaya waktu menggangur dan waktu tunggu yang sifatnya normal akan diperlakukan sebagai biaya overhead pabrik sesungguhnya dan dibebankan kepada produk melalui biaya overhead pabrik.
II.6. Biaya-Biaya Yang Berhubungan Dengan Tenaga Kerja
Menurut Mulyadi Buku Akuntansi Biaya (2000, hal 351)
II.61. Setup Time
Seringkali terjadi sebuah pabrik memerlukan waktu dan sejumlah biaya untuk memulai produski, biaya-biaya yang dikeluarkan untuk memulai produksi disebut biaya pemula produksi. Biaya pemula produksi meliputi pengeluaran-pengeluaran untuk pembuatan rancang bangun, penyusunan mesin dan peralatan, latihan bagi karyawan dan kerugian-kerugian yang timbul akibat belum adanya pengalaman.
II.6.2. Waktu Mengganggur (Idle Time)
Dalam mengolah produk, seringkali terjadi hambatan-hambatan, kerusakan mesin atau kekurangan pekerjaan. Hal ini menimbulkan waktu menggangur bagi karyawan , biaya-biaya yang dikeluarkan selama waktu menggangur diperlukan sebagai sebagai unsur biaya overhead pabrik.
II.7. Definisi Biaya Standar
Menurut Mulyadi Buku Akuntasi Biaya (2000, hal 415)
“Biaya standar adalah biaya yang ditentukan dimuk, yang merupakan jumlah biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk membuat satu-satuan produk atau untuk membiayai kegiatan tertentu”.

II.8. Manfaat Sistem Biaya Standar Dalam Pengendalian Biaya
Sistem biaya standar dirancang untuk mengendalikan biaya. Biaya standar merupakan alat yang penting didalam pelaksanaan kebijakan yang telah ditetapkan sebelumnya. Sistem biaya standar memberikan pedoman kepada manajemen berapa biaya yang seharusnya melakukan pengurangan biaya dengan cara perbaikan metode produksi, pemilihan kerja dan kegiatan yang lain

II.9. Kelemahan Biaya Standar
Tingkat ketetatan atau kelonggaran standar tidak dapat dihitung dengan tepat. Meskipun ditetapkan dengan jelas jenis standar apa yang dibutuhkan oleh perusahaan, tetapi tidak ada jaminan bahwa standar telah diterapkan dalam perusahaan secara keseluruhan dengan keketatan atau kelonggaran yang relatif sama, seringkali standar cenderung untuk menjadi kaku atau tidak fleksibel,meskipun dalam jangka waktu pendek.
II.10. Analisa Selisih Biaya Tenaga Kerja Langsung
Dalam perhitungan selisih biaya tenaga kerja langsung terdapat tiga metode perhitungan :
a. STU = (Tust – Tuss) x Jkst
Di mana STU = Selisih Tarif Upah
Tust = Tarif Upah Standar
Tuss = Tarif Upah Sesungguhnya
b. SEU = (JKst – JKss) x Jkst
Dimana : SEU = Selisih Tarif Upah
JKst = Jam Kerja Standar
JKss = Jam Kerja Sesungguhnya
Tust = Tarif Upah Standar
c. ST/EU = (JKst – JKss) x (Tust – Tuss)
Dimana : ST/EU = Selisih Tarif / Efisien Upah
JKst = Jam Kerja Standar
JKss = Jam Kerja Sesungguhnya
Tust = Tarif Upah Standar
Tuss = Tarif Upah Sesungguhnya

2 komentar:

  1. halo..
    boleh share gambaran umum PMI-nya?
    untuk jadi referensi penelitian saya terkait dengan perkembangan PMI.
    TIA :)

    BalasHapus
  2. Pnya judul atau proposal seputar akuntansi manajemen?
    Kiranya berkenan mengirim via email diik_19@yahoo.com
    terimakasih

    BalasHapus

Welcome to viiNthaces blog

WELCOME TO MY BLOG. Have a GLAD